PRISTINA – Perdana Menteri Kosovo mengumumkan pengunduran dirinya karena dipanggil ke mahkamah kejahatan perang di Den Haag untuk menjawab pertanyaan dari jaksa penuntut terkait perjuangan kemerdekaan Kosovo dua dekade lalu.
"Alasan keputusan ini adalah karena panggilan yang saya terima untuk diwawancarai oleh dewan spesialis sebagai tersangka," kata Ramush Haradinaj dengan berlinangan air mata ketika mengumumkan pengunduran dirinya kepada wartawan pada Jumat, 19 Juli.
"Sekarang tanggung jawab adalah kepada presiden untuk memulai konsultasi dan mengumumkan tanggal pemilihan awal," katanya sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (20/7/2019). Haradinaj mengatakan bahwa dia akan pergi ke Den Haag pekan depan.
Haradinaj, seorang mantan komandan gerilyawan, selalu membantah melakukan kesalahan dan mengatakan dia siap menghadapi tuduhan apa pun.
Dewan Spesialis dibentuk pada 2015 untuk mengadili gerilyawan Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) karena dugaan kekejaman dalam perang 1998-99 yang berakhir dengan kemerdekaan Kosovo dari Serbia.
Dewan yang bermarkas di Den Haag itu diatur dengan hukum Kosovo, tetapi dijalankan oleh hakim dan jaksa internasional. Dewan itu didanai oleh Uni Eropa, yang baik Kosovo dan Serbia berharap untuk bergabung.
Pengunduran diri Haradinaj akan menyebabkan penundaan lebih lanjut dalam pembicaraan normalisasi hubungan yang bermasalah antara Kosovo dan Serbia. Rangkaian pembicaraan itu telah dibekukan sejak November 2018 ketika Kosovo memperkenalkan tarif perdagangan 100 persen untuk semua produk yang dibuat di Serbia.
Ini adalah kedua kalinya Hardinaj mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Pada 2005 ia didakwa oleh Pengadilan Kejahatan Perang PBB untuk bekas Yugoslavia. Dia diadili dan dibebaskan dua kali oleh pengadilan itu.
(dka)
Perdana Menteri Kosovo Mundur Setelah Dipanggil ke Mahkamah Kejahatan Perang : Okezone News.