Kuliner yang bisa disantap di festival ini tidak hanya kental dengan budaya Tionghoa, tapi juga merupakan kuliner yang terkenal legendaris dan sudah dikenal oleh masyarakat yang menyantapnya di daerah Pasar Glodok. Contohnya Kopi Es Tak Kie yang telah berdiri sejak 1927.
Pengelola tenant Kopi Es Tak Kie di festival tersebut, Martin mengatakan bahwa jenis kopi yang dijual merupakan kopi Padang dan Lampung. "Karena kopinya lebih wangi ketika diolah," ujarnya saat ditemui di Mal Citraland Jumat kemarin.
Kopi yang dijual di tenant tersebut diolah langsung di tempatnya. "Soalnya repot kalau misalnya kita bawa dari toko aslinya di Glodok," jawab Martin singkat. Kopi tersebut diolah menjadi dua jenis, yakni kopi hitam dan kopi susu.
Tak hanya itu, khusus untuk penikmat camilan Tionghoa bisa menikmati chicongfan dari Pak Karim, yakni ragam kue yang berasal dari Medan. Pengelola tenant tersebut, yakni Alung bersama seorang rekannya menjelaskan mengenai kue chicongfan tersebut.
"Chicongfan ini merupakan ragam cemilan yang berbeda, jadi kami menjualnya satuan atau bisa per paket yang isinya tiga atau empat buah," jelas Alung. Cemilannya terdiri atas siomay ayam, lumpia, choipan, uyen dan lobak.
"Choipan ini merupakan jenis dimsum yang dikukus, kulitnya tipis, sedangkan uyen ini bakso digoreng," jelas Alung sambil menerangkan makanan yang beristilah Tionghoa. Makanan ini sebetulnya berasal dari Tionghoa dan pertama kali ada di Medan, sehingga chicongfan lebih dahulu populer di Tanah Toba.
Untuk pengunjung Mal Citraland yang sekedar ingin mencuci mulut, jangan khawatir. Festival ini juga menyajikan makanan pencuci mulut seperti Es Krim Medan Pak Apat dan Es Sari Salju 899. (Esther Novita Inochi)
Saksikan video pilihan berikut ini:
Sambut Imlek, Kuliner Nikmat Pasar Glodok Masuk Mal Citraland.