KUTAI KARTANEGARA – Pemindahan ibu kota negara ke wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat respon positif dari warga Kaltim. Salah satunya dari tokoh masyarakat yang juga budayawan di Kutai Kartanegara, Awang Rifani.
Menurutnya pemindahan ibu kota akan memberikan dampak positif pada pemerataan ekonomi di pulau Kalimantan. Hanya saja ada beberapa dampak yang perlu perhatikan dari imbas pemindahan ibu kota ini yakni berbondong-bondongnya penduduk dari luar daerah untuk datang dan berpindah di Kaltim.
"Sedikit banyaknya hal ini tentu akan ada interaksi antara warga lokal dengan pendatang. Untuk itu perlu dijaga norma-norma atau budaya lokal yang tumbuh dan berkembang di bumi Kaltim," kata Rifani yang juga Dekan Fakultas FISIP Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta).
Dia menjelaskan, dengan adanya eksodus penduduk tentunya akan tercipta budaya baru nantinya di Kaltim. Hanya saja yang jadi persoalan adalah budaya yang dibawa dari luar terutama masyarakat dari perkotaan membawa budaya yang cenderung hedonisme dibanding masyarkat Kaltim yang agamis.
"Untuk itu saya menyarankan perlu adanya ketahanan budaya disamping ketahanan energi dan ketahanan pangan," katanya.
Ia mengatakan secara umum, Provinsi Kaltim merupakan miniaturnya Indonesia karena hampir seluruh suku ada di Kaltim, namun suku yang paling dominan tentunya adalah suku asli Kalimantan seperti Dayak, Kutai, Banjar.
"Suku-suku asli di Kaltim sangat terbuka dalam menerima warga pendatang. Ini terbukti hampir tidak pernah terjadi konflik yang melibatkan antar etnis atau suku," katanya.
Hanya saja dengan prinsip "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung" tentunya warga dari luar daerah harus menghormati apa yang menjadi aturan dan budaya lokal yang tertulis ataupun tak tertulis.
"Kami berharap warga luar nantinya bisa berbaur dan menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan norma yang berlaku di Kaltim. Tentunya dengan prinsip saling menghargai dan menghormati akan tercipta kerukunan antar sesama," tuturnya.
(fid)
Jadi Ibu Kota dan Diserbu Pendatang, Bagaimana Nasib Budaya Asli Kaltim? : Okezone Nasional.