Liputan6.com, Jakarta – Harga emas di pasar spot turun sekitar 1 persem pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Penurunan ini dampak dari dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan aksi mengambil untung investor
Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2019), harga emas di pasar spot turun 1,65 persen ke USD 1.422 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak awal Mei 2013 di USD 1.452 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka turun 0,32 persen menjadi USD 1.423 per ounce.
Harga emas sempat melampaui USD 1.450 per ounce untuk mencapai level tertinggi dalam enam tahun terakhir lantaran sinyal dovish dari Bank Sentral AS (The Fed) dan masih dalam jalur untuk kenaikan minggu kedua.
Dalam dua hari terakhir harga emas naik sekitar 3 persen dan sekitar 1,2 persen dalam minggu ini. Hal tersebut di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed) pada pertemuan akhir bulannya.
"Spekulan dan pedagang mengambil untung setelah keuntungan baik yang kami miliki dalam dua hari terakhir. Juga, selalu ada sedikit tekanan pada emas ketika dolar naik, "kata Michael Matousek, Kepala Pedagang di Investor Global AS.
Aksi Ambil Untung Investor Bikin Harga Emas Tergelincir.