Liputan6.com, Sidoarjo – – Menteri Kelautan dan Perikanan ((KP) Susi Pudjiastuti bertamu ke Kampung Rumput Laut, Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Di sana, Menteri Susi bersama rombongan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengunjungi Kelompok Pembudidaya Samudera Hijau Satu, yang mengintegrasikan budidaya rumput laut, udang, dan bandeng.
Menteri Susi terlebih dahulu menemui beberapa nelayan tambak, sebelum akhirnya meninjau lokasi pengolahan rumput laut.Kedatangan Menteri Susi disambut dengan 7 tumpeng oleh warga sekitar. Sebelum berdialog dengan warga, Menteri Susi melakukan prosesi pemotongan tumpeng, di mana potongan pertama diberikan kepada H. Mustofa, Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut sekitar. Rombongan juga disuguhi berbagai kudapan berbahan dasar rumput laut.
Dalam sambutannya di hadapan sekitar 300 kepala keluarga yang hadir, Menteri Susi mengapresiasi usaha budidaya rumput laut yang ditekuni masyarakat sekitar. Ia pun berdialog, menampung berbagai keluhan dan aspirasi dari masyarakat.
Menteri Susi turut menyinggung perdagangan dengan China bersama masyarakat setempat. Pasalnya, ia mengakui China masih menjadi pasar rumput laut terbesar, namun kartel perdagangan yang diterapkan China membuatnya sulit ditembus. Meski begitu, Menteri Susi meminta masyarakat untuk tidak berputus asa. Ia berjanji akan mencarikan pasar alternatif lainnya.
Ia didampingi oleh Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina; dan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi.
Menteri Susi juga menyarankan koperasi warga sekitar untuk mengajukan pinjaman ke Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP). BLU LPMUKP menyediakan pinjaman dengan bunga yang jauh lebih kecil dibandingkan bank, yaitu hanya sebesar 3 persen.
Ia juga menyarankan pembudidaya rumput laut untuk mengurus resi gudang (dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di gudang), sehingga untuk dapat meminjam modal ke bank tidak diperlukan jaminan lainnya.
"Saya lihat Bapak dan Ibu semua sudah cukup. Rumput lautnya sudah mencukupi bisa bikin semua senang, hidup tidak susah, kalau berlebih itu tentunya cita-cita kita semua. Tapi kan paling tidak, sudah tidak susah dengan adanya rumput laut? Alhamdulillah," jelas Menteri Susi.
Rumput Laut RI Sulit Masuk China, Menteri Susi Incar Pasar Lain.