Mereka yang mendengar kematian Lucy mengaku sedih. Ucapan duka mengalir di media sosial.
Pengguna Facebook bernama Hemalatha Sivakumar mengatakan dia telah membawa bayinya untuk mengunjungi Lucy bulan lalu, ketika jerapah itu tengah mengandung.
"Kalian berdua berada di tempat yang lebih baik sekarang. Beristirahatlah dengan tenang Lucy & anaknya," demikian unggahan belasungkawanya. Tak hanya Lucy yang mati, anak di dalam kandungannya lebih dulu mengembuskan napas penghabisan.
Dalam balasan ke salah satu komentar, WRS mengatakan bahwa Lucy tak mampu melahirkan bayinya sendiri. Ia mati saat di tengah proses persalinan yang berlangsung lebih dari 48 jam.
"Berdasarkan waktu dan hasil konsultasi dengan para ahli jerapah lainnya, dokter hewan kami tahu bahwa peluang bertahan hidup untuk anak jerapah itu mendekati nol," kata WRS.
Bayi jerapah itu mati dukuan. Mengingat bahaya lain akan muncul pada Lucy jika anak jerapah yang mati tidak bisa dikeluarkan, akhirnya dokter hewan membuat keputusan untuk mengekstraksi janin dan fokus menyelamatkan Lucy.
"Sayangnya, Lucy mengalami serangan jantung selama prosedur dan kini berada di surga," tambah WRS.
"Kami menyampaikan belasungkawa kepada semua staf di kebun binatang yang merawatnya dengan sangat baik. Ini kesedihan yang memilukan," kata Tan Hsien-Li dalam komentar Facebook.
Pengguna lainnya, Nancy Pabody berkata, "Kami telah kehilangan terlalu banyak 'raksasa lembut' baru-baru ini. Doa kami agar April (jerapah) bisa melahirkan dengan selamat dalam beberapa bulan lagi dan agar dia dan anaknya sehat!"
April adalah seekor jerapah di Animal Adventure Park di New York, yang tenar pada tahun 2017 ketika melahirkan anak keempatnya.
Proses persalinan kala itu disiarkan secara langsung. April dipastikan hamil lagi pada 2018, dengan bayi kelimanya diperkirakan lahir pada musim semi 2019, kata kebun binatang New York.
Kena Serangan Jantung, Jerapah Betina Mati dalam Persalinan Selama 48 Jam.