Serangan terhadap kedua perempuan anggota Kongres, yang menyebut diri mereka sebagai sosialis-demokrat, tak kunjung surut meskipun keduanya telah memenangkan pemilihan paruh waktu dan menjadi perempuan Muslim pertama yang terpilih duduk di Kongres Amerika. Keduanya merupakan sebagian dari anggota-anggota baru kongres yang berpandangan progresif dan telah bertekad akan memperbarui Kongres dan Partai Demokrat.
Seorang diplomat Arab Saudi memulai retorika yang menarget kedua perempuan anggota Kongres ini dengan sebuah cuitan pada malam terpilihnya Omar, dengan mengatakan "ia akan bersikap keras terhadap Teluk (negara-negara Teluk.red) dan menuduhnya sebagai penganut aliran Islam ala Ikhwanul Muslimin.
Para pendukung kedua perempuan anggota Kongres itu menggambarkan kampanye media Arab Saudi terhadap Ilhan Omar dan Rashida Tlaib itu sebagai fitnah. Mereka mengatakan serangan itu merupakan ironi, karena kedua perempuan itu sesungguhnya berpandangan progresif, termasuk sebagai pendukung kuat hak-hak perempuan dan LGBTQ, yang jelas bertentangan dengan politik Islam.
Ditambahkan, Arab Saudi menyampaikan kritik tajam terhadap keduanya setelah mereka mengkritisi perjuangan hak asasi perempuan dan keluarga kerajaan Arab Saudi, khususnya terhadap penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Kedua perempuan anggota Kongres Amerika itu juga telah mengecam cara Presiden Donald Trump menanggapi Arab Saudi dalam kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi November lalu. Ilhan Omar sempat mencuit bahwa pemerintah Arab Saudi mungkin strategis dalam menutupi kekejaman yang dilakukan sehari-hari terhadap kelompok minoritas, perempuan, aktivis dan bahkan #YemenGenocide, tetapi pembunuhan #JamalKhashoggi seharusnya menjadi tindakan kejahatan terakhir yang dapat mereka lakukan.'"
Ditekan Arab Saudi, 2 Muslimah Anggota Kongres AS Semakin Garang.