Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Moeldoko mengatakan perbedaan dukungan capres dalam tubuh PBB merupakan hal yang wajar. Namun, ia berpesan agar para kader PBB tetap memegang erat konstitusi.
"Tadi saya tertarik bahwa demokrasi menjunjung tinggi perbedaan dan kebebasan. Mari kita Lihat patung Liberty di Amerika. Dia wujudkan kebebasan, dia angkat api kebebasan tinggi-tinggi. Tapi di tangan kanan peluk erat-erat konstitusi," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra tidak mempersoalkan apabila ada kadernya berbeda pilihan dalam mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 17 April mendatang.
"PBB putuskan memberikan dukungan politik ke pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Tapi kalau ada beda pilihan dan dukungan tidak dipermasalahkan oleh PBB," kata Yusril, sebelum menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Mecure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara.
Yusril menegaskan, terkait 80 calon anggota legislatif Partai Bulan Bintang (PBB) yang mendeklarasikan diri mendukung capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 merupakan pilihan pribadi.
"Jadi tidak ada istilahnya Gerakan Nasional Caleg PBB Poros Makkah atau lain-lainnya. Karena yang mengangkat orang menjadi caleg itu adalah partai. Bukan yang lain. Jadi keputusan sudah diambil diharapkan semua taat pada putusan. Tapi kami tetap mentolerir beda pendapat di partai," jelas dia.
Yusril menuturkan tidak akan memberikan sanksi kepada caleg yang berbeda pilihan tersebut. Ia mengaku tetap hormati perbedaan pendapat. Asalkan, tidak saling mengusik.
"Enggak ada sanksi. Tapi baik-baiklah di partai jangan serang menyerang, caci maki, fitnah. Tidak sepantasnya hal itu dilakukan. Saya pikir mayoritas PBB diam dan sopan, tapi ada juga yang suaranya lantang," ucap dia.
Di Balik Dukungan PBB untuk Jokowi - Ma'ruf Amin.